Sebuah mobil listrik UNY EVO karya tim Garuda UNY saat peluncuran di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta, (2/5). Mobil listrik ini menjadi satu-satunya tim yang mewakili Indonesia di ajang 2013 International Student Green Car Competition di Korea Selatan. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Seoul - Masalah lahan parkir yang susah dan kemacetan jamak melanda pengemudi di perkotaan. Dua masalah ini mendorong para peneliti di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) mengembangkan mobil listrik yang harus memenuhi kriteria khusus. Kriterianya: kecil, berbahan bakar listrik dan bisa dilipat. Ya, mobil lipat, bukan sepeda lipat.
Rancangan mobil ini meniru satwa mamalia asal Amerika Selatan, Armadillo. Hewan yang berkulit kasar ini biasanya menggulung diri membentuk bola jika ada mara bahaya. Karena itu, mobil ini diberi nama Armadillo T.
Profesor In-Soo Suh, dari Graduate School of Green Transportasi di KAIST, yang memimpin pengembangan ini berharap, Armadillo T bisa menjadi alternatif kendaraan di perkotaan. "Dengan dua kursi, mobil ini sangat ideal untuk wilayah perkotaan, ujarnya.
Mobil ini bisa menyusutkan diri saat diparkir. Dari panjang aslinya yang mencapai 2,8 meter menyusut jadi 1,65 meter saat dilipat. Untuk menyusutkannya, bisa dikendalikan dengan ponsel pintar.
Walau bentuknya susut, mesin mobil tak terganggu. Ini disebabkan motor listrik tak ditaruh di badan mobil. Namun ditaruh di tiap keempat rodanya. Tiap motor listrik itu kapasitasnya 13,6 kWh.
Mobil ini ringan dan kecil. Beratnya hanya 450 kg. Ruang parkir yang dibutuhkan hanya sepertiga dari standar ruang parkir di Korea Selatan yang 5 meter persegi.
Armadillo juga tak menyita ruang dan canggih. Kaca spion tak ada. Sebagai gantinya, pengemudi bisa melihat di kamera untuk memantau sekitar mobil. Mobil ini bisa melaju dengan kecepatan maksimal 60 km per jam. Mobil ini bisa menempuh hingga 100 km hanya dengan sepuluh menit mengisi dayanya.
Menurut In-Soo Suh, mobil ini masuk kelas baru, PMV alias Personal Mobility Vehicle. Kelas ini dia prediksi akan menjadi primadona kelak. Dengan desain yang kecil, ringan dan kompak, mobil kelas ini akan cocok dengan masalah lingkungan di masa depan.
Mobil ini dikembangkan sejak Desember 2013 lalu oleh Pemerintah Korea, Kementerian Lahan, Infrastruktur dan Transporasi, serta Korea Agency for Infrastructure Technology Advancement.
NUR ROCHMI | KAIST
Topik Terhangat:Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat
Berita Terpopuler:KPK Tegaskan Bakal Panggil Jero Wacik KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RTAhok: Waduk Ria-rio Dibongkar Akhir BulanRombongan Bus Giri Indah Habis Gelar Puasa Easter Moeldoko Dipuji Hanura, `Siapa Dulu Dong Gurunya`