Teknologi Nissan Ini Mampu Menerima Sinyal dari Otak Manusia
Reporter: Bisnis.com
Editor: Wawan Priyanto
Selasa, 9 Januari 2018 13:59 WIB
Logo Nissan Motor Co. AP/Itsuo Inouye
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nissan meluncurkan penelitian terbaru yang memungkinkan kendaraan menginterpretasikan sinyal dari pikiran pengendara. Teknologi ini disebut Brain-to-Vehicle (B2V) yang nantinya dapat mempercepat reaksi pengendara dan mengarahkan kendaraan untuk beradaptasi agar berkendara lebih menyenangkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nissan akan mendemonstrasikan kemampuan teknologi eksklusif ini pada pameran CES (Consumer Electronics Show) 2018 di Las Vegas, Amerika Serikat. B2V merupakan pengembangan terbaru dari Nissan Intelligent Mobility, visi perusahaan untuk mengubah bagaimana kendaraan dikendarai, ditenagai, dan terintegrasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Baca: Begini Rasanya Menjajal Mobil Listrik Nissan Note e-Power

“Ketika semua orang berbicara tentang kendaraan otonom, visi mereka sangat tidak personal, karena manusia melepaskan kendali pada mesin. Teknologi B2V justru kebalikannya,” kata Executive Vice President Nissan, Daniele Schillaci dalam keterangan resmi, Selasa, 9 Januari 2018.

Schillaci menjelaskan B2V memungkinkan kendaraan menerima sinyal dari otak pengendara. Hal ini akan memperkuat konektivitas antara kendaraan dan manusia.

Terobosan terbaru dari Nissan ini merupakan hasil dari penelitian menggunakan teknologi penguraian kode pikiran untuk memprediksi tindakan pengendara dan mendeteksi ketidaknyaman. Ada dua hal yang menjadi titik berat, yakni prediksi dan deteksi.

Simak: Nissan Recall 320 Ribu Unit Mobil di Jepang

Dalam hal predikis, kendaraan menangkap sinyal dari pikiran pengendara tentang sebuah gerakan seperti memutar roda kemudi atau menekan pedal. Dengan demikian driver assist dapat memulai aksi lebih cepat.

Sementara itu dalam hal deteksi, kendaraan akan berupaya mengevaluasi ketidaknyamanan pengendara melaui kecerdasan buatan (AI). Teknologi akan mengubah konfigurasi berkendara dan gaya berkendara pada mode otonom.

Lucian Gheorghe, Senior Innovation Researcher pada Nissan Research Center di Jepang yang memimpin penelitian B2V mengatakan B2V juga akan berguna untuk menyesuaikan lingkungan internal kendaraan. Misalnya, teknologi ini dapat menggunakan teknologi augmented reality untuk menyesuaikan apa yang pengendara lihat dan membuat suasana kabin yang lebih santai. “Penelitian ini akan menjadi acuan untuk inovasi-inovasi dalam kendaraan Nissan pada tahun-tahun mendatang,” kata Gheorghe.

Nissan mengkaim teknoogi B2V yang ditampilkan adalah yang pertama di dunia. Pengendara menggunakan alat yang dapat mengukur gelombang aktivitas pikiran, yang kemudian dianalisis oleh sistem otonom.

BISNIS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi