Pegawai park24 mengisi baterai Toyota skuter listrik, i-ROAD di Tokyo, Jepang, 22 April 2015. i-ROAD menggunakan mesin istrik 2kW 2 unit dengan baterai lithium-ion dan tidak mengeluarkan gas emisi CO2. (Akio Kon/Bloomberg/Getty Images)
TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corp bersiap membangun pabrik di Amerika Serikat setelah mengumumkan akan mengambil alih 5,05 persen saham Mazda Motor Corp, akhir pekan lalu. Kabar yang dilansir Reuters menyebutkan Toyota dan Mazda menjalin aliansi pengembangan dan produksi mobil listrik di Negeri Paman Sam dalam waktu dekat.
“Dua perusahaan itu akan menanamkan investasi hingga US$ 1,6 miliar (Rp 21,3 triliun), salah satunya untuk membangun pabrik mobil listrik,” kutip dari Koran Tempo edisi Selasa 8 Agustus 2017.
Simak: Toyota Akan Produksi Truk Pikap dan SUV di Meksiko
Mazda yang belum memiliki pabrik di Amerika Serikat bisa memanfaatkan fasilitas produksi dan jaringan penjualan Toyota yang sudah ada. Sebaliknya, Toyota bisa memakai teknologi-teknologi lansiran Mazda. Dua produsen ini akan mengembangkan sport utility vehicle (SUV) di pabrik dengan kapasitas produksi 300 ribu unit per tahun dan mempekerjakan 4.000 karyawan.
Sebagai bagian dari kesepakatan pengembangan teknologi kendaraan, Toyota dan Mazda akan bekerja sama untuk membangun teknologi informasi in-car dan fungsi mengemudi otomatis. Keduanya juga akan bekerja sama dalam hal teknologi keamanan dan complementary products atau produk pelengkap bagi kedua merek kendaraan.
Dalam aliansi ini, Toyota membeli saham Mazda sebanyak 31.928.500 lembar senilai 50 miliar yen. Adapun Mazda menguasai 0,25 persen saham Toyota. Presiden Toyota Akio Toyoda mengatakan kerja sama ini tidak akan mengurangi semangat mereka untuk tetap berkompetisi di pasar, dengan menciptakan kendaraan-kendaraan yang canggih. Demikian pula kata Presiden Mazda, Masamichi Kogai. “Kami bisa saling memberikan energi untuk industri otomotif dan menciptakan penggemar baru. Dengan menggabungkan semangat kompetitif, akan dihasilkan inovasi baru,” ujar dia.
Bagi Toyota, aliansi dengan Mazda merupakan kongsi yang kesekian kalinya dengan sesama produsen kendaraan. Produsen mobil terbesar kedua di dunia ini telah menjalin aliansi dengan Subaru (Toyota menguasai 16,5 persen saham Subaru) dan Suzuki Motor Corp, dalam hal riset, teknologi, dan pasar. Aliansi Toyota akan bersaing dengan grup Nissan-Renault-Mitsubishi yang sudah lebih dulu melakukan konsolidasi.
Sebagian kalangan menyatakan aliansi dengan Mazda diperlukan untuk mengejar ketertinggalan Toyota dalam pembangunan mobil listrik. Toyoda pun mengakui bahwa mereka perlu mewaspadai para pemain baru di pasar kendaraan listrik dan mobil otonom. “Akan ada pesaing baru yang muncul, seperti Apple dan Google. Mereka adalah perusahaan teknologi informasi, namun akhirnya kami akan bersaing dengan mereka,” ujar Toyoda. Apple dan Google kini memang tengah mengembangkan kendaraan otonom bersama beberapa perusahaan.
Bagi Mazda, ada kesempatan besar yang bisa diperoleh untuk menguasai pasar Toyota. Wakil Presiden Eksekutif Mazda, Akira Marumoto, mengatakan kerja sama dengan Toyota bisa diperluas, sepanjang mereka diperkenankan untuk memegang kendali atas perusahaannya. “Kami terbuka untuk memperluas kerja sama permodalan, tapi premis dasarnya adalah jaminan atas otonomi,” kata dia.
Setelah Toyota menguasai 5 persen sahamnya, Mazda diperkirakan mampu mengambil alih sebagian kecil pangsa pasar Toyota dan mendapatkan suntikan dana baru untuk pengembangan kendaraan masa depan. Sebagai catatan, Mazda hanya memiliki dana riset sekitar 140 miliar yen, jauh di bawah kemampuan Toyota yang mengalokasikan dana hingga 1 triliun yen.
FERY FIRMANSYAH